Kampung Tangguh Semeru.
Dusun Wijenan Kidul
Desa Singolatren - Banyuwangi
Kampung Tangguh Semeru.
Dusun Wijenan Kidul
Desa Singolatren - Banyuwangi
Kampung Tangguh Semeru.
Dusun Wijenan Kidul
Desa Singolatren - Banyuwangi
Kampung Tangguh Semeru.
Dusun Wijenan Kidul
Desa Singolatren - Banyuwangi
Kampung Tangguh Semeru.
Dusun Wijenan Kidul
Desa Singolatren - Banyuwangi

Rabu, 24 Juni 2020

Kegiatan Kampung Tangguh, Adalah Gerakan Perlawanan Masyarakat Terhadap Covid-19

Moh. Khotib


Berbagai upaya dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19). Logikanya upaya tersebut harusnya membuahkan hasil terjadinya penurunan angka kasus-kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Namun yang terjadi berbanding terbalik, penambahan kasus pasien positif Covid di beberapa daerah terjadi tiap hari. 

Pasien yang sembuhpun juga ada tiap hari namun angkanya jauh lebih rendah dari penambahan kasusnya. Meski begitu harus tetap diakui dan patut diberi penghargaan yang setinggi-setingginya kepada para penjuang garda terdepan yaitu para tim medis di berbagai Rumah Sakit di Indonesia. Mereka merawat pasien terjangkit Covid-19, ibarat menyelamatkan seseorang yang terkepung kobaran api di tempat yang setetes airpun tidak didapati. Panggilan jiwanya mengharuskan selamatkan orang lain, sementara untuk itu keselamatan dirinya juga terancam. Tak berlebihan bila kepada mereka kita berikan sebutan "Pahlawan Kemanusiaan".

Pertanyaannya kenapa penambahan kasus yang positif Covid jauh lebih tinggi dibanding kasus yang sembuh ?. Jawabannya bisa jadi karena upaya pencegahan yang selama ini dilakukan sudah benar namun belum serempak. Ditambah lagi tingkat kesadaran masyarakat yang rendah. Pencegahan hanya dilakukan oleh sebagian kecil kelompok masyarakat dan itupun tidak rutinitas. Untuk hal ini kita harus menganggap bahwa Virus Corona adalah musuh bersama, sehingga pencegahannya juga harus bersama-sama.

Apalagi hingga sejauh ini belum juga ditemukan obat khusus yang bisa menyebuhkan pasien positif Corona. Dan belum juga ditemukan vaksin yang bisa melawan Corona. Satu-satunya jalan adalah pencegahan secara masif dan serempak. Untuk hal ini harus dibangun kesadaran kolektif di masyarakat. Sehingga menjadi sebuah gerakan perlawanan masyarakat yang luar biasa dalam upaya memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19.

Adalah tepat bila di Jawa Timur ada gagasan kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" yang mana adalah semangat gotong royong jadi rohnya. Terlebih mengingat peningkatan kasus pasien positif Covid yang kian hari bertambah. Gerakan masyarakat melalui kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" bila dilaksanakan serempak di tiap desa seluruh Jawa Timur terutama pada daerah-daerah zona merah. Bukan tidak mungkin akan mampu meminimalisir penambahan kasus. Bahkan jadi mungkin bisa menghentikan penyebaran dan penularan Covid-19, kalau memang standar utamanya harus rajin cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak.

Di kegiatan "Kampung Tangguh Semeru", masyarakatnya terapkan SOP Protokol Kesehatan dengan sungguh-sungguh. Tiap depan rumah jadi keharusan menyediakan tempat cuci tangan, penegasan harus pakai masker jadi tanggung jawab bersama, penegasan untuk tidak menciptakan kerumunan jadi tanggung jawab bersama. Satu sama lain saling mengingatkan bila terjadi lalai, karena memang sudah sepakat bersama mengikuti SOP Protokol Kesehatan. Kegiatan sterilisasi lingkungan dengan melakukan penyemprotan disinfektan terjadwal. Kedatangan warga dari luar kampung dipantau ketat dan wajib mengikuti SOP Protokol Kesehatan yang diberlakukan. 



Kesimpulan dari itu semua, prinsif hidup yang terbangun di masyarakat yang melaksanakan kegiatan "Kampung Tangguh" adalah, "tertular atau menularkan Covid-19 bukan jadi pilihan mereka, yang jadi pilihannya adalah, tidak tertular juga tidak menularkan Covid-19. (*)

Selasa, 23 Juni 2020

Kampung Tangguh Hambatan Bagi Virus Corona Ciptakan Klaster Baru

Moh. Khotib


Tidaklah berlebihan bila menyebut kegiatan "Kampung Tangguh" sebagai solusi putus mata rantai penyebaran Virus Corona. Karena pada kegiatan "Kampung Tangguh", penulis mendapati sikap hidup dan semangat masyarakatnya yang luar biasa. Yaitu untuk tidak memberikan ruang atau tempat pada Virus Corona menciptakan klaster-klaster baru.

Bagaimana tidak, contoh pada kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" yang ada di Dusun Wijenan Kidul Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh Banyuwangi. Penerapan standar prosedur Protokol Kesehatan baik pada masyarakat dalam lingkungan sendiri juga warga pendatang, luar biasa ketat. Sterilisasi dengan disinfektan terhadap tempat-tempat dan properti yang dimungkinkan berpotensi jadi media penularan dilakukan secara berkala.


Inilah kelebihan kegiatan "KampungTangguh". Membangun kesadaran tak cukup hanya dengan mengandalkan himbauan-himbauan. Apalagi kemudian himbauan dilakukan hanya sekadar seperti istilah yang pernah populer di jamannya yaitu Asal Bapak Senang (ABS). Setelah itu tidak ada konsekwensi atas pembangkangan yang terjadi, maka himbauan itu tak berbuah apa-apa. 

Sejak awal beredar informasi bahwa Virus Corona (Covid-19) adalah ancaman yang kemudian ditetapkan sebagai bencana nasional. Himbauan juga ajakan tentang upaya cegah penyebaran Virus Corona menyeruak melalui berbagai macam media informasi yang ada. Tapi faktanya kesadaran mengakui bahwa Virus Corona adalah benar-benar ancaman. Hanya bersarang pada sebagian kecil dari ratusan juta rakyat Indonesia. Padahal jelas-jelas ribuan bahkan sudah jutaan nyawa manusia melayang akibat keganasan Virus Corona.

Artinya membangun kesadaran tidak bisa dilakukan hanya dengan cara sederhana dan sendiri-sendiri atau himbauan tanpa konsekwensi. Konsekwensi tidak harus berbentuk sangsi, namun bisa dengan cara persuasif dan ketauladanan. Itulah yang dilakukan oleh sekelompok tokoh masyarakat di lingkungan "Kampung Tangguh Semeru", awal merintis dan cari kata sepakat untuk membuat kegiatan yang disebut "Kampung Tangguh Semeru". 

Mereka bekerjasama dengan petugas kesehatan setempat, Kepala Desa, Bhabinkamtimas, Babinsa. Mengumpulkan masyarakat melalui petugas kesehatan yang berkompeten jejali pemahaman terkait keberadaan dan bahaya ancaman Virus Corona. Sehingga memunculkan kesimpulan bahwa Virus Corona adalah musuh besar yang harus dilawan. Singkatnya kesadaran kolektif untuk mencegah penyebaran Virus Corona tumbuh di masyarakat yang kemudian diambil kata sepakat membentuk "Kampung Tangguh". 

Alangkah baiknya bila "Kampung Tangguh-Kampung Tangguh" bermunculan di seluruh pelosok desa se Nusantara. Dengan tujuan yang sama yaitu mencegah dan menghentikan kebrutalan Virus Corona. Maka bukan tidak mungkin kondisi negara akan segara pulih sedia kala. Karena memang faktanya sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang bisa melawan Virus Corona. Juga belum ada obat yang bisa menyembuhkan pasien terkonfirmasi positif Corona. Pencegahan satu-satunya jalan, dan pencegahan yang efektif adalah melalui kegiatan "Kampung Tangguh" salah satu solusinya. (*).

Senin, 22 Juni 2020

Kampung Tangguh Lahirkan Ketahanan Mental, Gotong Royong, dan Kemandirian

Moh. Khotib

Musibah dan bencana sebuah keniscayaan di muka bumi ini adanya. Apakah itu terjadi akibat hukum alam maupun akibat dari ulah manusia. Namun semua itu bisa terjadi tetap pada kendali sang penguasa tunggal Tuhan pencipta semesta alam (Allah Swt).

Dalam beberapa bulan terkahir ini, manusia di muka bumi dibuat luluh lantah jiwanya dengan kehadiran Virus berjuluk Corona yang selanjutnya melahirkan sebutan Covid-19. Keganasannya renggut ribuan jiwa di berbagai negara, termasuk negara kita tercinta Indonesia. Lantaran itu Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Cobid-19 menetapkannya sebagai "bencana nasional". 

Waktu demi waktu Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melakukan segala upaya putus mata rantai sebaran maupun penularannya. Ilmuwan dan para ahli yang tersebar baik di Indonesia pun negara-negara maju. Sampai saat ini terus berjuang untuk menemukan obat juga vaksin untuk melawannya. 

Menjadi lumrah bila kecemasan kian hari kian menjadi menyusul meningkatnya kasus per kasus dan korban jiwa. Ditambah dengan tidak adanya kepastian kapan cerita yang ditulis oleh Virus Corona dengan judul Covid-19 itu berakhir.

Sementara dampak yang ditimbulkan sangat terasa baik dari segi sosial, pendidikan, budaya, keagamaan, aktivitas usaha karena berlakunya pembatasan. Dampak terparahnya dengan berlakukanya pembatasan adalah lumpuhnya sektor ekonomi. Pertanyaannya sampai kapan kita terpasung oleh kondisi..? Tentu harus segera dicari solusinya, karena faktanya mengharuskan kita semua, mau tidak mau, siap tidak siap harus bertahan hidup dalam kondisi ini.

Entah ini merupakan anugerah atau pentunjuk dari Tuhan (Allah Swt) sang penguasa jagat atas ikhtiar yang selama ini dilakukan oleh Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Provinsi Jawa Timur. Bergagas kegiatan dengan sebutan "Kampung Tangguh ". Mungkin karena dilahirkan di Jawa Timur yang terkenal dengan keberadaan gunung "Semeru" nya, maka dipergagah lagi sebutannya menjadi "Kampung Tangguh Semeru".

Benar atau tidak penulis mencoba menerka-nerka kenapa gagasan kegiatan program "Kampung Tangguh Semeru" ini muncul. Dari penyebutannya saja mudah dipahami dan jelas tak sulit pemaknaannya apa yang dimaksut "Kampung Tangguh", sehingga penulis tak perlu urai lebih jauh. 

Sebelumnya harus disepakati bahwa gagasan kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" kaitan eratnya atau bisa dibilang cikal bakalnya adalah kondisi darurat bencana pandemi Covid-19. Seperti penulis sebut di muka bahwa, "mau tidak mau, siap tidak siap" kita harus bertahan hidup, maka ikhtiar adalah sarat mutlak. Sehingga penulis putar otak dan otak atik menerka bahwa gagasan kegiatan "Kampung Tangguh" bisa jadi terobosan atau solusi bertahan hidup bagi warga yang menghuni di lingkungan kecil dengan sebutan "Kampung" itu. 

Pemahaman penulis kegiatan atau program "Kampung Tangguh Semeru" untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang warga penghuninya "tangguh" menghadapi segala kondisi. Lalu pertanyaannya tangguh dalam hal apa yang dimaksut ?..Kurang lebih jawabannya adalah tangguh menghadapi bencana yaitu Covid-19, dalam artian tidak panik juga tidak pula meremehkannya. Dan tangguh dalam memenuhi hajat hidup artinya mampu bangkit pulih dari kondisi terpuruk akibat dampak bencana.


Berdasarkan pengamatan penulis yang terbatas pada kegiatan "Kampung Tangguh Semeru", ada tiga manfaat besar yang bisa didapat bila sungguh-sungguh penerapannya. Yang pertama, pada kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" ada pendidikan (edukasi) " pada masyarakat untuk memiliki kekuatan atau "ketahanan mental". Ke dua, rasa senasib dan sepenanggungan karena suatu keadaan dalam hal ini adalah menghadapi bencana Covid-19. Melahirkan semangat hidup gotong royong, rasa saling membutuhkan, saling menopang, saling melindungi, satu dengan yang lainnya. Dari keduanya maka bukan tidak mungkin melahirkan aspek yang ketiga yaitu kemandirian tidak ketergantungan.

Optimisme penulis bahwa kegiatan "Kampung Tangguh" melahirkan ketahanan mental, gotong royong dan kemandirian. Di "Kampung Tangguh Semeru" terstruktur dengan baik yang mana semua komponen masyarakat terlibat. Mereka membuat kelompok-kelompok tangguh (Pok Tangguh) yang saling berkaitan. Ada Pok Tangguh Keamanan, Pok Tanguh Informasi, Pok Tangguh Logistik ketahanan pangan, Pok Tangguh SDM dan Problem Solving, Pok Tangguh Perekonomian, Pok Tangguh Budaya, Pok Tangguh Agama, Pok Tangguh Transportasi, Pok Tangguh Kesehatan, Pok Tangguh Psikologi, Rumah Isolasi, dan Pok Tangguh Pemulasaran Jenazah.

Penulis kira kita semua sudah tahu apa peran, tugas dan fungsi masing-masing Pok Tangguh yang ada di "Kampung Tangguh Semeru". Ketika Pok Tangguh-Pok Tangguh sebagaimana terurai di atas berfungsi dengan baik. Maka bukan tidak mungkin masyarakat di lingkungannya benar-benar tangguh dan siap menyelesaikan masalah yang terjadi. Bisa jadi bahwa kegiatan "Kampung Tangguh Semeru" adalah untuk menjawab diberlakukannya "Tatanan Hidup Baru" atau sebutan lainnya adalah "Adaptasi Kebiasaan Baru".

Di "Kampung Taangguh", SOP Protokol Kesehatan ketat diberlakukan demi aman dari Covid-19, segala potensi yang ada diberdayakan, terbalut oleh semangat gotong royong. Kata kuncinya adalah, kegiatan "Kampung Tangguh" merupakan solusi bagaimana masyarakat terselamatkan dari ancaman besar Virus Corona (Covid-19), namun kebutuhan hidup terpenuhi karena ekonomi tidak lumpuh.(*)

Coprights @ 2020, Blogger Template Kampung Tangguh Semeru| Templatelib